Jibril Tertawa!

            Suatu sore sebelum senja tiba, Tuhan memanggil Jibril. Kebetulan Jibril kala itu sedang tak ada kerjaan. Semua tugasnya mengantarkan wahyu telah terpenuhi semua. Wahyu terakhir telah ia kirimkan tepat selepas Dhuhur tiba. Wahyu yang ia kirimkan kepada bakteri penghuni kawah gunung Krakatau. Bakteri tersebut disuruh untuk berkembang biak agar tercipta bakteri-bakteri baru yang mampu hidup di luar kawah gunung Krakatau.

             Tuhan kala itu sedang bimbang dan butuh partner diskusi. Jibril dipanggilnya karena ia satu-satunya malaikat yang diberi banyak wahyu. Otomatis kemampuan akal Jibril sedikit diatas malaikat-malaikat lainnya. Oh iya, jumlah malaikat kala itu hanya berjumlah tiga; Jibril, Malik, dan Ridwan. Jibril ditugaskan menyampaikan segala macam perintah Tuhan kepada isi Bumi; Gunung, Laut, Udara serta bakteri sebagai satu-satunya mahluk hidup. Malik ditugaskan menjaga pintu Neraka agar luapan apinya tak keluar sampai ke bumi. Ridwan ditugaskan menjaga Surga, menjaga kelestariannya. Ridwan dan Malik pun diberi kemampuan akal, namun tugas mereka menjaga Surga dan Neraka menyebabkan akal mereka menjadi tak berguna, sebab tak ada satupun mahluk di dalamnya yang bisa diajak bertukar pikiran.

            Ada satu lagi Mahluk yang diciptakan Tuhan. Ia dipanggil Iblis. Ia diciptakan dari materi Api. Namun bukan api dari Neraka. Iblis diciptakan Tuhan hanya untuk bersenang-senang, jadilah sepanjang hidupnya Iblis hanya bermain dan bersenang-senang. Kadangkala Iblis turun ke bumi, main dengan bakteri, gunung, laut dan udara. Kadang juga ia kembali ke Nirwana, bersendau gurau dengan Malik dan Ridwan. Hanya Jibril saja yang tak pernah diajak guyonan, sebab Jibril tak bisa tertawa. Jibril satu-satunya malaikat yang tak bisa tertawa, selalu serius, dan tak pernah sekalipun menampilkan senyum. Malik dan Ridwan kadang kesal dengan Jibril. Mereka menganggap Jibril terlalu serius dan pelit untuk berbagi kisah sehabis bertugas mengantarkan wahyu. Jadi, kala itu teman diskusi Malik dan Ridwan hanyalah Iblis. Mereka berempat berwujud cahaya. Malaikat berwujud cahaya putih terang, sedang Iblis berwujud cahaya merah terang.

            Tuhan bimbang karena Nirwana terasa sepi karena hanya ada 4 mahluk ciptaannya. Itupun kalo mereka sedang berkumpul. Biasanya hanya Malik dan Ridwan saja yang menemani Tuhan kala di Nirwana. Jibril datang tepat saat senja sedang tinggi-tingginya. Tuhan mempunyai ide untuk menambah satu mahluk di dalam Nirwana. Mahluk ini nantinya akan dikirimkan menemani bakteri, gunung, laut dan udara di bumi. Jibril terkaget mendengar rencana ini. Jibril berani menolak ide Tuhan ini. “Untuk apa Han menciptakan mahluk lagi? Bukankah kita tinggal menunggu berkembangnya bakteri sehingga akan banyak mahluk tercipta di bumi?” Tuhan menjawab; Kalo menunggu berkembangnya bakteri yah bisa sangat lama sekali, lalu bagaimana Aku mengisi kekosongan waktuku jika kerjaku hanya menunggu? Lagipula mahluk yang aku ciptakan ini akan lebih hebat daripada kalian, daripada gunung, laut, udara, bahkan bakteri. Mahluk ini aku ciptakan untuk menjadi pemimpin di bumi. Pemimpin kalian. Penakluk Gunung, Laut, Udara dan Bakteri. Mahluk ini akan kucipta lebih cerdas daripada engkau Jibril. Mahluk ini akan kuciptakan sebagai ciptaan terbaikku.

            Jibril tertunduk lesu. Ia sedikit iri dengan rencana Tuhan. Ia pun kembali memberanikan diri menolak rencana Tuhan. “Buat apa mencipta mahluk untuk menaklukkan bumi dan isinya. Bukankah aku saja sudah cukup? Atau engkau kirimkan saja Malik dan Ridwan untuk menemaniku hidup di Bumi. Nanti aku akan mengajari mereka cara bertahan hidup di Bumi”. Tuhan kembali berujar; Malik dan Ridwan tak akan sanggup hidup di bumi dalam waktu sehari. Malik dan Ridwan tak kuberi kemampuan seperti engkau Jibril, seperti Iblis juga. Malik dan Ridwan tak kuberi kemampuan bernafas dengan udara di Bumi. Malik hanya bisa hidup dan bernafas di Neraka, juga Ridwan hanya mampu hidup dan juga bernafas di Surga. Mereka berdua hanya kuberi kemampuan hidup di Nirwana ini. Hanya engkau dan Iblis-lah yang kuberi kemampuan hidup lebih. Mahluk yang nanti kucipta ini niscaya akan berteman baik dengan engkau Jibril, dan juga Iblis. Kalianlah yang nantinya akan mewarnai kekosongan waktuku ini. Pahamilah Iblis! Hanya Aku yang Tahu apa yang Baik bagiku, bagimu dan bagi kita semua. Jibril pun menyerah. Ia tunduk kepada ide Tuhan tersebut.

            Setelah bakteri berhasil berkembang biak terciptalah lahar panas yang muntah dari gunung Krakatau. Lahar yang muntah itu tersebar hebat mewarnai laut dan juga udara. Lahar itu membentuk daratan. Daratan yang terdiri dari batu-batuan, tanah, pasir. Laut yang digenangi lahar tersebut sebagian terperangkap di dalam daratan. Berubah rasa. Laut yang dulunya asin sekarang berubah menjadi tak berasa asin. Bakteri yang terkandung dalam lahar Krakatau itu berubah. Berubah menjelma menjadi benih-benih pohon. Menjadi pohon-pohon hijau. Menjelma menjadi cacing-cacing yang hidup di dalam tanah. cacing-cacing yang memakan mineral-mineral muntahan lahar. Mineral yang juga hasil perkembang biakan bakteri. Wahyu Jibril dilaksanakan sempurna oleh bakteri. Bumi sekarang lebih ramai. Ada pohon tumbuh. Ada cacing yang hidup memakan mineral dan menyuburkan tanah.

            Melihat perkembangan kehidupan di Bumi yang pesat, Tuhan lalu memanggil Jibril. Jibril datang. “Ada apa Han? Tugas apa lagi yang kau mandatkan kepadaku?”. Tuhan berujar; Kau sekarang turun ke bumi, bawalah tanah yang mengandung cacing-cacing itu kepadaku. Jangan bertanya maksud tugasku ini, cepat kerjakan! Jibril pun melengos, melesat cepat turun ke Bumi, dibawanya tanah beserta cacing-cacing didalamnya. Cacing-cacing kegirangan, tak menyangka akan secepat ini bertemu dengan Tuhan. Sesampainya di Nirwana, cacing-cacing itu mengucap salam ketika bertemu Tuhan. Kala itu juga cacing-cacing di dalamnya dirubah oleh Tuhan. Jibril yang kala itu menyaksikan kejadian tersebut, kesal. Ternyata Tuhan benar-benar menjalankan ide mencipta mahluk yang lebih pintar dari ia. Seketika itu Mahluk ciptaan Tuhan berwujud laki-laki, tinggi besar, berdaging, mempunyai tangan, kaki, jari-jari, punya kepala, berwajah lengkap dengan mulut, hidung, telinga, mata, rambut, alis, ada pula leher, dada, perut, pusar. Jasmani yang diciptakan dari materi tanah dan cacing itu berubah menjadi kulit, daging serta darah. Sedang di dalamnya lengkap berisi; Jantung, hati, usus, empedu, dua buah ginjal, paru-paru dibalut dengan benang-benang saraf, benang-benang darah menjalar ke suluruh tubuh. Diperkuat dengan adanya Tulang berwarna putih, keras mengelilingi sekujur tubuh, dan di kepala dicipta-Nya otak; kiri, kanan, atas dan bawah.

            Ciptaan ini diberi nama Adam oleh Tuhan. Selama 9 bulan 10 hari, Adam diajarinya segala pengetahuan tentang Nirwana, Bumi, mahluk ciptaan lain-Nya, diajari tentang isi-isi di dalam tubuhnya. Diajari tentang cara bertahan hidup di Bumi. Selama 9 bulan 10 hari itu Adam tak diperbolehkan turun ke Bumi. Adam hanya dilihatkan Tuhan bentuk bumi dan isinya. Adam hanya diperbolehkan tinggal di nirwana. Teman terbaik Adam hanya Jibril dan Iblis. Keduanya ditanyai Adam tentang keadaan Bumi. Ada perkembangan apa saja yang terjadi di dalam bumi, adam mengetahuinya dari Iblis dan Jibril.

            Jibril dan Iblis tak berkeberatan membantu Adam berkembang menjadi lebih pintar untuk memahami Bumi. Sebab Adam masih tak diperbolehkan meninggalkan Bumi. Tapi gegara hal itu, Jibril dan Iblis diharuskan membawa Buah dari pohon, daging dari hewan-hewan hasil bentukan cacing-cacing tanah yang berkembang biak untuk makanan Adam di Nirwana. Adam merasa lebih enak menyantap makanan dari Bumi ketimbang makanan di Nirwana. Makanan di Nirwana yang selalu disiapkan Ridwan hasil kelestarian Surga rasanya selalu hambar. Tak mengenyangkan. Sebab tak ada cacing-cacing yang hidup di dalam Nirwana. Cacing hanya hidup di dalam tanah di Bumi. Cacing lah makanan favorit Adam, sebab kenyal dan banyak getahnya.   

              Waktu menginjak 8 bulan, Jibril dan Iblis disuruh Tuhan membawa Adam turun ke bumi. Adam diberi tugas bertahan hidup selama sebulan di bumi oleh Tuhan. Jibril dan Iblis dilarang menemani Adam selam sebulan itu. Adam kali ini diharuskan mencari makanannya sendiri, serta mencari pengetahuan baru tentang bumi dan mempraktekkan segala ajaran selama di Nirwana. Adam pun senang bukan kepalang. Selama sebulan, ia sudah mampu berbicara dengan seluruh mahluk di Bumi. Berbicara dengan menaklukkan segala mahluk bumi. laut sudah ia selami, ia ambil ikan di dalamnya, ia makan ikan tersebut. Gunung ia taklukkan, mendaki ke puncaknya, kencing di atasnya. Pohon tinggi ia tebang, ia ambil madunya, daun dan buahnya ia makan, kayunya ia pergunakan untuk membuat gubuk tempat tinggalnya.

            Akhir masa hidupnya di bumi telah habis, sebulan lamanya Adam bertahan hidup disana, ia pun ditarik Iblis dan Jibril kembali di Nirwana. Genap sudah 9 bulan lamanya, ia hidup di Nirwana dan Bumi, walau masa tinggal di bumi hanya sebulan saja. Sepuluh hari di Nirwana; Adam, Malik, Ridwan, Jibril dan Iblis dikumpulkan Tuhan. Tuhan ingin Adam berbagi cerita untuk Malik, Ridwan, Jibril dan Iblis tentang pengalam sebulannya di Bumi. Adam pun bercerita tentang pengetahuan-pengetahuan barunya. Keempat otak yang dicipta Tuhan di kepalanya membuat Malik, Ridwan, Iblis bahkan Jibril, terkagum-kagum akan kecerdasan Adam. Kecerdasan yang didapat hanya sebulan saja pasca turba ke Bumi. Jibril dan Iblis tentu saja iri bukan main. Iri kenapa mereka tak diberi otak yang sama seperti otak Adam. Iri kenapa tak diberi wujud sempurna seperti Adam. Tak diberi daging, darah, serta tulang. Kenapa kami hanya berupa setitik cahaya putih dan merah terang saja. Ah! kau memang tak adil Tuhan.

            Pasca sekolah darurat tersebut, Jibril mempetisi Tuhan. Jibril kesal dengan kecerdasan Adam yang melampauinya, ia pun ingin seperti Adam. Jibril ingin bicara berdua saja dengan Tuhan. Iblis pun sebenarnya ingin melakukan hal yang sama. Namun dasar nalurinya hanya bersenang-senang semata, bermain-main sepanjang waktu. Menggoda Malik, Ridwan dan tentunya mainan baru; Adam, maka Iblis mengurungkan niat bercakap dengan Tuhan. Saat Jibril dan Tuhan berbicara, Iblis sibuk bermain dengan Adam di dalam Surga sembari ngopi ditemani Ridwan serta Malik.

            Jibril mendapatkan pencerahan setelah berbicara berdua dengan Tuhan. Kekesalannya sirna seketika. Sirna karena Tuhan berujar; Adam hanya salah satu eksperimenku saja. Yah, mungkin ia mahluk berdaging dan berakal keliwat cerdas dibanding kalian semua. Santailah selepas Adam akan kucipta mahluk yang lebih pintar dari Adam. Niscaya mahluk berdaging kedua yang akan kucipta ini akan mengubah Adam. Mengubah kehidupannya. Mengubah segala sesuatu yang tampaknya biasa-biasa saja ini. Niscaya ini adalah tragedi terkutuk pertama yang akan tercatat dalam sejarah umat manusia. Adam akan melahirkan mahluk-mahluk berdaging yang akan membuat Bumi semakin rusak. Gunung, laut, daratan akan dikuras habis oleh mereka. Udara yang jernih itu akan dicemari lebih hebat, hingga tak ada udara lagi yang akan mereka hisap untuk bernafas. Sabarlah wahai Jibril! Ketahuilah, bahwa hanya engkaulah Jibril, hanya engkau yang tahu rahasia ini. Tolong jangan disebarkan ke yang lain yah, cukup ini jadi rahasia kita berdua. Saat itu juga Jibril yang tak pernah tersenyum dan tertawa, kini selalu tersenyum dan tertawa. Apalagi jika sedang bertemu dan bercakap dengan Adam, tertawanya Jibril semakin keras hingga seluruh penghuni Nirwana juga ikut-ikutan tertawa.[] 

Leave a comment